Kamis, 12 Agustus 2010

Pemberitahuan...!!!!


Maaf blog ini masih dalam perbaikan
Semoga bermanfaat nantinya

selamat menunaikan ibadah puasa.......
mohon maaf lahir dan batin....
untuk segala kesalahan dan khilaf

Kamis, 21 Mei 2009

Kode wilayah pendaftaran kendaraan bermotor ditetapkan oleh Peraturan Kapolri Nomor Polisi 4 Tahun 2006.

Sumatera

* BL = Nanggroe Aceh Darussalam
* BB = Sumatera Utara Bagian Barat (Tapanuli)

* BK = Sumatera Utara
* BA = Sumatera Barat
* BM = Riau
* BP = Kepulauan Riau
* BG = Sumatera Selatan
* BN = Kepulauan Bangka Belitung
* BE = Lampung
* BD = Bengkulu
* BH = Jambi

Jawa

DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat

* A = Banten: Kabupaten/Kota Serang, Kabupaten Pandeglang, Kota Cilegon, Kabupaten Lebak, sebagian Kabupaten Tangerang
* B = DKI Jakarta, Kabupaten/Kota Tangerang, Kabupaten/Kota Bekasi, Kota Depok
* D = Kabupaten/Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung Barat
* E = eks Karesidenan Cirebon: Kabupaten/Kota Cirebon, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Kuningan (E - YA/YB/YC/YD)
* F = eks Karesidenan Bogor: Kabupaten/Kota Bogor, Kabupaten Cianjur, Kabupaten/Kota Sukabumi
* T = Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Karawang, sebagian Kabupaten Bekasi, Kabupaten Subang
* Z = Kabupaten Garut, Kabupaten/Kota Tasikmalaya, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Ciamis, Kota Banjar [1]

Jawa Tengah dan DI Yogyakarta

* G = eks Karesidenan Pekalongan: Kabupaten (G - B)/Kota Pekalongan (G - A), Kabupaten (G - F)/Kota Tegal (G - E), Kabupaten Brebes, Kabupaten Batang (G - C), Kabupaten Pemalang (G - D)
* H = eks Karesidenan Semarang: Kabupaten/Kota Semarang, Kota Salatiga, Kabupaten Kendal (H - D), Kabupaten Demak
* K = eks Karesidenan Pati: Kabupaten Pati, Kabupaten Kudus, Kabupaten Jepara, Kabupaten Rembang (K - D), Kabupaten Blora, Kabupaten Grobogan
* R = eks Karesidenan Banyumas: Kabupaten Banyumas, Kabupaten Cilacap, Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Banjarnegara
* AA = eks Karesidenan Kedu: Kabupaten/Kota Magelang, Kabupaten Purworejo, Kabupaten Kebumen, Kabupaten Temanggung, Kabupaten Wonosobo
* AB = DI Yogyakarta: Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul, Kabupaten Gunung Kidul, Kabupaten Sleman, Kabupaten Kulon Progo
* AD = eks Karesidenan Surakarta: Kota Surakarta (AD), Kabupaten Sukoharjo (AD - B), Kabupaten Boyolali (AD - D), Kabupaten Sragen (AD - E), Kabupaten Karanganyar (AD - F), Kabupaten Wonogiri (AD - G), Kabupaten Klaten (AD - C)
Jawa Timur

* L = Kota Surabaya
* M = eks Karesidenan Madura: Kabupaten Pamekasan, Kabupaten Sumenep, Kabupaten Sampang, Kabupaten Bangkalan
* N = eks Karesidenan Malang: Kabupaten/Kota Malang, Kabupaten/Kota Probolinggo, Kabupaten/Kota Pasuruan, Kabupaten Lumajang
* P = eks Karesidenan Besuki: Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Situbondo, Kabupaten Jember, Kabupaten Banyuwangi
* S = eks Karesidenan Bojonegoro: Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten/Kota Mojokerto, Kabupaten Tuban, Kabupaten Lamongan, Kabupaten Jombang[2]
* W = Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Gresik[3]
* AE = eks Karesidenan Madiun: Kabupaten/Kota Madiun, Kabupaten Ngawi, Kabupaten Magetan, Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Pacitan
* AG = eks Karesidenan Kediri: Kabupaten/Kota Kediri, Kabupaten/Kota Blitar, Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Trenggalek

Catatan:

1. ^ Daerah dengan kode wilayah Z sebelumnya memiliki kode wilayah D (eks Karesidenan Parahyangan)
2. ^ Jombang memiliki kode wilayah S sejak tahun 2005, sebelumnya memiliki kode wilayah W
3. ^ Daerah dengan kode wilayah W sebelumnya memiliki kode wilayah L (eks Karesidenan Surabaya)

Bali dan Nusa Tenggara

* DK = Bali
* DR = NTB I (Pulau Lombok: Kota Mataram, Kabupaten Lombok Barat, Kabupaten Lombok Timur, Kabupaten Lombok Tengah)
* EA = NTB II (Pulau Sumbawa: Kabupaten Sumbawa Barat, Kabupaten Sumbawa, Kabupaten Dompu, Kabupaten/Kota Bima)
* DH = NTT I (Pulau Timor: Kabupaten/Kota Kupang, Kabupaten TTU, TTS, Kabupaten Rote Ndao)
* EB = NTT II (Pulau Flores dan kepulauan: Kabupaten Manggarai Barat, Kabupaten Manggarai, Kabupaten Ngada, Kabupaten Ende, Kabupaten Sikka, Kabupaten Flores Timur, Kabupaten Lembata, Kabupaten Alor)
* ED = NTT III (Pulau Sumba: Kabupaten Sumba Barat, Kabupaten Sumba Timur)

Kalimantan

* KB = Kalimantan Barat
* DA = Kalimantan Selatan
* KH = Kalimantan Tengah
* KT = Kalimantan Timur

Sulawesi

* DB = Sulawesi Utara Daratan (Kota Manado, Kota Tomohon, Kota Bitung, Kabupaten Bolaang Mongondow, Kabupaten Minahasa, Kabupaten Minahasa Utara, Kabupaten Minahasa Selatan)
* DL = Sulawesi Utara Kepulauan (Kabupaten Kepulauan Sangihe, Kabupaten Kepulauan Talaud)
* DM = Gorontalo
* DN = Sulawesi Tengah
* DT = Sulawesi Tenggara
* DD = Sulawesi Selatan
* DC = Sulawesi Barat

Maluku dan Papua

* DE = Maluku
* DG = Maluku Utara
* DS = Papua dan Papua Barat

Lain-lain

* DF = Timor Timur (tidak digunakan, karena telah menjadi negara tersendiri)


°===Khusus===

* CD = Corps Diplomatic (Diplomat dari Perwakilan Luar Negeri (Kedutaan), lihat pula bagian di bawah ini.
* CC = Corps Consulate, perwakilan luar negeri dari kantor konsulat jenderal.
* KAA = Konferensi Asia-Afrika 2005. Khusus untuk kesempatan ini, mobil-mobil para peserta konferensi memiliki kode ini.



* RI = untuk presiden dan pejabat pemerintahan pusat

Astronom dunia temukan 28 planet di luar tata surya

IM astronom dari berbagai negara mengumumkan temuan 28 planet di luar sistem tat surya. Ini temuan terbesar sejak exoplanet pertama (yaitu planet di luar tata surya) ditemukan 12 tahun lalu.

Dengan adanya temuan terbaru itu, berarti jumlah planet yang berhasil diketahui sudah mencapai total 236 buah yang mengelilingi bintang lain, ujar astronom Jason Wright dari University of California. Di antara temuan itu adalah empat sistem banyak planet.

Dari bintang-bintang yang memiliki banyak planet, hampir sepertiganya memiliki lebih dari satu planet. Temuan terbaru ini juga menunjukkan frekuensi sistem planet yang lebih besar dibanding perkiraan orang selama ini, ujar Alan Boss dari Carnegie Institute di Washington.

Bahkan lebih mengejutkan lagi adalah "setiap bintang yang kita lihat memiliki sebuah planet," tambah Boss. Ini termasuk pulsar yaitu benda aneh yang memancarkan energi pada interval teratur.

Kebanyakan riset baru difokuskan pada benda kerdil warna merah, yaitu bintang yang berukuran lebih kecil dan pancaran cahaya yang lebih redup daripada matahari tetapi membakar energi pada rata-rata miliaran tahun. Ini memungkinkan kehidupan apa yang disebut zona habitat untuk tumbuh subur dalam waktu yang lebih lama.

Sejauh ini, hanya satu planet yang ditemukan mengorbit bintang kerdil di sebuah zona dimana kehidupan mungkin saja terjadi. Sekitar enam kali lebih besar dibanding bumi, planet ini mengelilingi bintang Gliese 581. Eksistensinya telah diumumkan sebulan lalu oleh kelompok pemburu planet dari Eropa.

Planet ini mengorbit begitu dekat dengan bintang seakan-akan melekat. Ini berarti planet ini hanya memiliki satu sisi yang menghadap ke bintang, cara serupa seperti yang dilakukan bulan dengan satu sisi menghadap ke bumi.

Pada planet itu, suhu pada sisi yang terang terlalu tinggi untuk suatu kehidupan. Namun demikian, pada sisi yang gelap, suhunya mencapai antara 10 hingga 36 derajat Celsius.

Tim juga menyamakan kondisi itu dengan temuan eksoplanet lain yang seperti Neptunus. Planet ini mengorbit mengelilingi bintang kerdil merah yang disebut Gliese 436, sekitar 30 tahun cahaya dari bumi.

Sekalipun kebanyakan para pemburu planet lebih berfokus pada bintang-bintang lebih kecil, bintang raksasa yang berusia tua mungkin mempunyai planet yang lebih banyak dibandingkan bintang kecil. Lima dari 28 planet baru ini mengelilingi bintang-bintang 'A' yang sudah pensiun," ujarnya.

Sementara itu planet-planet yang mengelilingi bintang-bintang yang lebih besar tampaknya berada dalam posisi yang lebih jauh dibandingkan planet yang mengelilingi bintang kecil.

Tingkat deteksi eksoplanet semakin meningkat sejak temuan sejumlah teleskop baru dan teknik pengamatan. (tst/dia)


(PENDIS: rud)

Rabu, 20 Mei 2009

Polihedra Euler

[Leonhard] Euler, yang riwayatnya dapat dibaca pada matematikawan, pernah bingung dengan menghitung bentuk-bentuk yang tidak beraturan namun mempunyai pola tertentu yang sama. Piramida, sebagai contoh, dibangun pada milenium ketiga Sebelum Masehi. Bangsa Yunani tertarik dengan bentuk-bentuk polihedra yang teratur seperti kubus. 
Ada 5 bentuk polihedra yang lazim disebut:
 

  • Tetrahedron, dibatasi oleh empat segitiga sama sisi;
  • Kubus, dibatasi oleh enam bujur sangkar;
  • Oktahedro, dibatasi oleh delapan segitiga sama sisi;
  • Dodekahedron, dibatasi oleh dua-belas segilima sama sisi;
  • Ikosahendron, dibatasi oleh dua-belas segitiga sama sisi.

Apakah semua bentuk diatas mempunyai pola sehingga dapat ditentukan rumus, apabila diketahui jumlah bidang pembatas, tepi dan garis penghubung?

Euler ternyata mampu memberikan rumus, yaitu:

(jumlah bidang pembatas) + (jumlah garis penghubung) = (jumlah sudut/tepi) + 2

dengan notasi diubah:

F (Faces) + V (Vertices) = E (Edges) + 2 atau

F – E + V = 2

Cobalah anda menguji kebenaran rumus Euler tersebut untuk tetrahedron dan kubus. 

Jawaban : 
Tetrahendron mempunyai F = 4, E = 6 dan V = 4. Bidang yang membatasi = 4, garis penghubung (rusuk) = 6 dan sudut/tepi = 4.
Kubus mempunyai F = 6, E = 12, V = 8. Bidang yang membatasi = 6, garis penghubung (rusuk) = 12 dan sudut/tepi = 8. 
Untuk bentuk-bentuk lain anda dapat menguji sendiri.

Revolusi Bilangan e

Bilangan e relatif bilangan yang baru dikenal. Istilah yang lazim untuk menyebut bilangan ini adalah bilangan logaritma alam. Bilangan e tergolong bilangan transedental yang dimana pertama kali keberadaannya disebutkan oleh [Joseph] Liouville (1809 – 1882). Besarnya bilangan ini adalah limit dari ekspresi (1 + 1/n) yang mempunyai pangkat n, dimana n terus meningkat sampai tak terhingga.
Pernyataan di atas dapat dinyatakan dalam bentuk:

E = lim (1+i/n)n = 2,718281828
n→∞

Kisah
Simbol bilangan e pertama kali digunakan oleh [Leonhard] Euler dalam karya-karyanya yang ditulis pada tahun 1727-1728, ketika dia masih di St. Petersburg dan dimunculkan lagi pada tahun 1731. Dalam bukunya Mechanica yang terbit pada tahun 1736, bilangan e sudah muncul sendirian, yang mungkin terinspirasi oleh kara eksponensial. Untuk menghormati Euler, maka e terus dipakai sampai sekarang.
Tahun 1757, Euler menentukan bahwa e adalah bilangan irrasional, disusul pada tahun 1873, [Charles] Hermite membuktikan bahwa bilangan e adalah bilangan transedental.